Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk pembinaan kreatifitas siswa di sekolah, terlepas dari apakah sekolah kita negeri atau bukan, reguler atau bukan, tingkat dasar atau lanjutan. Beberapa diantaranya akan kita bahas pada bagian ini.

Sebelum lebih lanjut kita membahas bentuk kegiatan-kegiatannya, tentu sebaiknya kita perlu mengetahui mengapa kreatifitas siswa kita mesti dikembangkan dan dibina? Jika kita bertanya alasannya, hal ini akan menyangkut mengenai tujuan dan maksud pembinaan kreatifitas siswa.
Kreatifitas Siswa
Sumber Ilustrasi : https://www.diygenius.com/wp-content/uploads/2014/10/creativity-accelerators.jpg
Tujuan Pembinaan Kreatifitas Siswa

Beberapa maksud dari pembinaan dan pengembangan kreatifitas siswa antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai Wahana Apresiasi

Siswa sangat potensial sekali dalam beberapa bidang dalam kehidupan. Potensi yang dimiliki siswa akan berkembang dengan pesat apabila ada kesempatan yang diberikan kepadanya untuk mengekspresikan atau mengapresiasikan sehingga menjadi mungkin sekali potensi-potensi yang bersifat positif akan teraplikasi dalam dunia nyata.

2. Sebagai Antipasi Potensi Negatif

Potensi yang dimiliki siswa khususnya anak muda sangat besar sekali. Potensi tersebut terbagi menjadi 2 yaitu potensi positif dan potensi negatif. Kedua potensi yang dimiliki akan sama-sama bersaing untuk muncul pada diri siswa. Jika salah satu lebih menonjol, maka potensi yang menonjol akan menjadi peredam munculnya potensi lain.

Maka dari itu potensi positif lah yang mesti dimunculkan agar kejiwaan individu tersebut menjadi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Jika salah pembinaan, potensi negatif bisa lebih mudah berkembang dan menghambat perkembangan potensi positif.
Bentuk Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Kreatifitas

Dari maksud perlunya dikembangkan kreatifitas siswa, maka perlu pula lah dibina dengan beberapa kegiatan pengembangan potensinya yang antara lain sebagai berikut :

Kegiatan Intra dan Ekstra

Di setiap sekolah memiliki kegiatan-kegiatan yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lain. Hal ini bisa dikarenakan kegiatan-kegiatan yang memungkinkan atau memiliki minat yang banyak dari siswanya sehingga sekolah mengembangkannya, atau mungkin pula karena sekolah lain setingkat memiliki kegiatan tersebut, sehingga sekolah mengadakannya.

Terlepas dari kebutuhan sekolah, kegiatan intra yang kita kenal sebagai kegiatan yang sebagian besar bersifat ilmiah. Biasanya di sekolah kita menemukan Organisasi Siswa Intern Sekolah (OSIS) yang dibina oleh wakil bidang kesiswaan. OSIS bisa diarahkan menuju cara belajar kelompok atau organisasi yang kemajuannya akan lebih efektif bila terjalin kerjasama antar satu siswa dengan yang lainnya.

Selain kegiatan bentuk intern sekolah, adapula yang berbentuk ekstra. Di sebagian banyaknya sekolah kita lebih dekat dengan istilah kegiatan ektrakurikuler. Dimana pada kegiatan-kegiatan ektra (tambahan) pada siswa bisa memilih satu atau beberapa kegiatan yang diminatinya atau sesuai dengan bakatnya yang muncul.

Kegiatan ektra umumnya adalah kepramukaan, palang merah, paduan suara, musik dan band, olah-raga, drumband, menari, pecinta alam, drama dan sastra, keterampilan, dan banyak lagi kegiatan yang pelaksanaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan kemampuan sekolah kita.

Mading

Mading atau kepanjangannya Majalah Dinding dimana berbagai bentuk kreatifitas lembaran dan berbagai informasi dikembangkan disini. Apapun isi dari mading itu tergantung pengelola dan pengisinya. Mading yang bagus merupakan dimana ada dinamisasi informasi dan kreatiftas di dalamnya. Artinya, isi dari mading tidak akan monoton atau tanpa isi dan tujuan yang jelas. Di dalam mading, kita bisa melihat potensi-potensi yang berkembang dari siswa-siswa. Apakah berkembang dari bentuk tulisan (puisi, cerpen, laporan, berita, resensi, dll) atau dari bentuk kreatifitas seni rupa dan grafis (kaligrafi, lukisan, sketsa, gambar, dll).

Dinamisasi atau berkelanjutannya sebuah mading yang baik tidak lepas dari minat para siswa terhadap mading dan isinya itu sendiri yang dimotivasi dengan berbagai bentuk penghargan terhadap kemampuan yang dimiliki mereka. Tanpa motivasi dan minat siswa, mading tidak akan bertahan lama. Penghargaan merupakan bentuk motivasi yang menyenangkan bagi siswa yang mana tidak selalu harus dalam bentuk formal. Bisa saja mereka diberikan penghargaan dalam bentuk piagam "Konten Favorit", "Konten Terunik", "Konten Terbaik" atau lainnya.

Jika pun sekolah atau pengelola lebih mampu bisa saja diberikan penghargaan dalam bentuk barang yang mendukung minatnya. Misalnya, yang terbaik membuat puisi diberikan buku terkait puisi dan bahasa, yang terbaik membuat gambar atau lukisan diberikan alat lukis, pewarna dan sejenisnya.

Kunjungan Sekolah

Kunjungan sekolah merupakan salah satu kegiatan pembinaan moral siswa. Dengan kata lain dengan kegiatan kunjungan sekolah, ia bisa refresing, merasakan sekolah lain, silaturahmi dengan siswa sekolah lain. Secara umum, siswa akan mendapatkan pengalaman berbeda dari sekolah lain yang mungkin tidak ia alami di sekolahnya sendiri.

Kunjungan sekolah tentu perlu melibatkan unsur formal dari suatu sekolah dengan sekolah yang dituju. Oleh sebab itu kegiatan yang bersifat formal ini, perlu lah lebih banyak partisipasi dari guru atau pihak sekolah sebagai fasilitator kegiatan. Perlu dihindari kegiatan kunjungan sekolah tanpa didampingi oleh guru atau pihak sekolah. Hal ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan atau tidak perlu.

Kunjungan sekolah bisa kita sebut pula layaknya studi banding. Membandingkan disini bukan bermaksud membandingkan "sekolahku lebih baik", namun mendapatkan referensi dan inspirasi pengembangan sekolah bagi para siswa dan guru yang mengunjungi. Kunjungann pun tidak harus ke sekolah yang maju dari segi fasilitas dan bangunan, bisa saja berkunjung ke sekolah yang terdekat, sekolah setingkat atau sekolah yang bersedia untuk dikunjungi. Bentuk kunjungan sekolah pun tidak mesti harus bersifat extra formal dengan acara atau ritual penyambutan macam-macam. Kunjungan sekolah mungkin saja hanya dilakukan antar guru mata pelajaran terkait (sama) dengan kegiatan belajar bersama.

Kunjungan Tempat Bersejarah

Selain kunjungan antar sekolah, kegiatan pengembangan kreatifitas siswa bisa dalam bentuk kunjungan ke tempat bersejarah atau yang berkatan dengan sejarah seperti ke makam pahlawan, bagian jalur napak tilas perjuangan, museum dan tempat atau lokasi bersejarah lainnya.

Kunjungan ke lokasi bersejarah tentu saja memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, sehingga sekolah (guru) mestilah mempersiapkan rencana yang cukup matang untuk melaksanakannya. Walaupun agak banyak tantangannya untuk melaksanakan kunjungan bentuk seperti ini, akan tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. 

Lewat kunjungan ke tempat bersejarah tersebut, para siswa akan bisa merubah perspektif (cara pandang) mereka mengenai belajar tidak harus text book semata, akan tetapi belajar bisa saja melalui pengamatan. Hal ini akan memicu kreatifitas belajar mereka bahwa selain buku diluar sana banyak sumber belajar.

Kunjungan Tempat Praktek Pembelajaran

Bentuk kegitan lainnya adalah kunjungan ke tempat praktek pembelajaran. Tempat praktek pembelajaran bisa seperti pembuatan tahu-tempe, pembuatan batik-sasirangan, tempat digital printing dan percetakan, lahan perkebunan, lahan pertanian, tambak ikan, dan tempat-tempat yang memungkinkan untuk sekolah kunjungi dengan biaya yang cukup terjangkau.

Mungkin tidak semua memungkinkan tempat-tempat praktek pembelajaran untuk dikunjungi oleh sekolah kita. Guru yang menangani perlu lah kreatif dan selektif pula memilihkan kan potensi tempat yang bisa dikunjungi dalam rangka pembelajaran siswanya. 

Rekreasi

Selain rekreasi menjadi suatu kegiatan yang mungkin dilakukan di setiap akhir tahun pelajaran sebagai bentuk refresing atau penyegaran setelah sekian lama menjalani rutinitas belajar di ruangan, rekreasi bisa dipergunakan untuk tujuan pembinaan kreatifitas dalam bentuk kujungan tempat wisata.

Rekreasi adalah kegiatan yang menyenangkan bagi sebagian besar siswa dan guru yang ikut tentunya. Secara sepintas kegiatan ini merupakan hiburan, penyegaran, jalan-jalan. Walaupun demikian, kita bisa menanamkan pendidikan secara kreatif kepada para siswa sehingga mereka tidak merasa itu menjadi pelajaran yang terikat dengan nilai angka. Mereka bisa diberikan tugas yang tidak terlalu ketat, namun memberikan pembelajaran hidup yang berharga bagi mereka.

Kita bisa menanmkan rasa cinta tanah air, kepedulian lingkungan, kerja tim (team work) atau hal-hal yang tidak melepaskan rasa menyenangkan atau membuat kesenangan berlebihan. Sehingga dalam perjalanannya selama kegiatan rekreasi memberikan makna dan kesan yang baik bagi mereka.

Perlombaan

Perlombaan merupakan kegiatan kompetitif sesama rekan atau setingkat diri siswa. Lomba mampu menumbuhkan motivasi atas minat dan bakat yang mereka miliki. Mereka bisa ambil bagian untuk mengikuti agar mereka dapat mengenal sebesar apa harapan mereka bisa dicapai dalam kehidupan nyata.

Banyak sekali lomba-lomba yang diselenggarakan baik itu setingkat pendidikan atau umur maupun secara umum. Lomba yang diselenggarakan pun ada yang di luar sekolah, online atau di dalam sekolah itu sendiri. 

Dari sekian banyak lomba-lomba yang diselenggarakan dengan berbagai bidang keahlian dan minat, tidak semua siswa kita mengerti akan lomba dan untuk apa lomba seperti itu, mungkinkan mereka menang dan beberapa pemikiran yang muncul di diri peserta didik.

Disini perlu lah peranan guru sebagai motivator untuk mengenal dan memperkenalkan kepada peserta didik tentang manfaat lomba itu diikuti. Dukungan guru dan sekolah sangatlah diperlukan agar para siswa mampu menumbuhkan motivasi dalam diri mereka. Kita boleh sebut motivasi luar tersebut sebagai bentuk pancingan hingga siswa dapat memotivasi dirinya sendiri untu maju dan berkembang.

Sebagai bentuk penghargaan agar para siswa termotivasi untuk menjadi kreatif, maka perlu kiranya guru memberikan apresiasi kepada mereka, antara lain:
  1. Guru menghargai hasil-hasil pikiran kreatif siswa.
  2. Guru respek terhadap pertanyaan, ide dan solusi siswa yang tidak biasa (unusual)
  3. Guru menunjukkan bahwa gagasan siswa adalah memiliki nilai yang ditunjukkan dengan cara mendengarkan dan mempertimbangkan. Pada poin ini, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada orang lain.

Sumber:


http://artikel.okeschool.com/artikel/aktivitas-dan-hiburan/592/cara-meningkatkan-kreativitas-siswa.html
Gurumatik SMA

GURUMATIK SMA

Penulis : M. Faisal Noviadi, S.Pd.

Blog ini sebagai media informasi tentang Matematika SMA yang meliputi perangkat pembelajaran, materi, kumpulan soal, software matematika serta ada juga administrasi guru, TIK, dan lain-lainnya. Terimakasih sudah berkunjung.

Berikan Komentar:

0 comments: