Siluet Keluarga
Foto Ilustrasi: http://www.qureta.com/sites/default/files/ilustrasi-siluet-keluarga.jpg

Orang tua memang diharapkan terlibat dalam pendidikan anak di sekolah. Namun, apakah itu berarti orang tua harus ikut terlibat dalam setiap tugas yang diberikan sekolah pada siswanya?

Psikolog anak dari RaQQI Consulting Ratih Zulhaqqi, M.Psi, mengatakan, orang tua memang harus ‘ada’ dalam proses pembelajaran anak di rumah dan di sekolah. Namun, pengertian 'Ada'  itu, bukan berarti orang tua harus selalu ikut campur ketika anak mengerjakan tugas sekolah.

Ketika anak mendapat tugas kliping misalnya, sebagian orang tua cenderung mengerjakan tugas kliping tersebut untuk anak mereka. Padahal seharusnya orang tua hanya perlu membimbing anak dalam proses pembuatan tugas kliping tersebut. Dengan begitu, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang menghargai nilai dan proses bukan hasil akhir semata.

"'Ada untuk anak bukan berarti menghilangkan kemampuan anak untuk berbuat sendiri," pesan Ratih, seperti yang dikutip portal republika.com.

Ratih juga bicara tentang mengantar anak di hari pertama sekolah. Menurutnya, mengantar anak di hari pertama masuk sekolah memiliki dampak yang cukup besar bagi pendidikan anak. Akan tetapi, ketika anak memasuki masa remaja, orang tua perlu meminta pendapat anak sebelum mereka mengantar anak ke sekolah di hari pertama.

Dikatakannya, kehadiran orang tua diperlukan oleh anak-anak yang baru masuk SD. Kehadiran orang tua ini dapat membantu anak-anak dengan tingkat kecemasan yang tinggi terhadap lingkungan baru untuk bisa beradaptasi dengan lebih baik.

Akan tetapi, ketika anak memasuki masa remaja dan duduk di bangku SMP atau SMA, orang tua tidak perlu memaksa untuk mengantar anak ke sekolah di hari pertama. Sebaliknya, Ratih mengatakan orang tua perlu meminta pendapat anak apakah anak bersedia untuk ditemani di hari pertama sekolah.

"Di usia ini kita (orang tua) perlu tanya, misalnya 'Ayah atau Bunda boleh nggak nemenin kamu MOS?'," ujarnya.

Pertanyaan tersebut penting untuk diajukan kepada anak remaja untuk menjaga kenyamanan mereka. Jika anak berani ke sekolah dan tidak ingin ditemani, Ratih mengatakan orang tua tidak boleh memaksa anak.

Bentuk perhatian terhadap anak yang baru masuk SMP atau SMA, kata ratih, orang tua dapat menanyakan apakah anak merasa senang ketika berada di sekolah baru hingga meminta anak bercerita mengenai teman-teman baru anak.


Sumber:

 http://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id
Gurumatik SMA

GURUMATIK SMA

Penulis : M. Faisal Noviadi, S.Pd.

Blog ini sebagai media informasi tentang Matematika SMA yang meliputi perangkat pembelajaran, materi, kumpulan soal, software matematika serta ada juga administrasi guru, TIK, dan lain-lainnya. Terimakasih sudah berkunjung.

Berikan Komentar:

0 comments: