Belajar Matematika |
Salah satunya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia psikologi pendidikan saat ini adalah berkembangnya konsep metakognisi. Inti dari konsep metakognisi ini adalah menggali pemikiran orang tentang berpikir ”thinking about thingking”.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penguasaan kemampuan metakognitif
oleh seseorang ternyata berpengaruh pada kemampuannya akan pemecahan
masalah matematika. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika
adalah kemampuan yang paling diharapkan dikuasai siswa setelah mereka
belajar matematika. Menurut sebuah penelitian diperoleh hasil siswa yang
menguasai kemampuan metakognitif akan menjadi lebih berkemampuan dalam
menghadapi permasalahan. Siswa juga akan memeroleh keuntungan terutama
rasa percaya diri dan menjadi lebih independen sebagai pebelajar, bahkan
siswa yang berkemampuan rendah akan tetapi aktif belajar dengan proses
metakognitif ternyata menjadi lebih mampu memecahkan permasalahan
standard dibanding siswa yang sama yang tidak belajar dengan pengajaran
metakognitif. Untuk itu guru perlu berusaha melatih siswa agar mempunyai
kemampuan metakognitif serta memunculkannya sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan
fokus pendidikan matematika di Indonesia.
Pembelajaran Matematika
Tujuan pendidikan
matematika dalam kurikulum di Indonesia saat ini sejalan dengan tujuan
yang diinginkan oleh NCTM (2000) yaitu, pembelajaran matematika saat ini
tidak lagi hanya menekankan pada peningkatan hasil belajar, namun juga
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan; (1) komunikasi (mathematical
communication); (2) penalaran (mathematical reasoning); (3) pemecahan
masalah (mathematical problem solving); (4) mengaitkan ide (mathematical
connections); (5) representasi (mathematical representation). Hal ini
diperkuat dengan Permendiknas nomor 22 tahun 2006 yang mengatakan bahwa
pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran
matematika di Indonesia.
Berkaitan dengan pemecahan masalah,
para ahli pendidikan masa lalu berpendapat bahwa pemecahan masalah
merupakan objek tak langsung dalam belajar matematika sebagaimana yang
dikemukakan oleh Gagne (Bell, 1978: 108);
…these objects of mathematics learning are those direct and indirect things which we want students to learn in mathematics. The direct objects of mathematics learning are facts, skills, concepts, and principles; some of the many indirect objects are transfer of learning, inquiry ability, problem solving ability, self-discipline, and appreciation for structure of mathematics.
Dari pendapat Gagne ini
dipandang bahwa pemecahan masalah dalam matematika akan tumbuh dengan
sendirinya jika siswa belajar matematika dengan baik di kelas. Tetapi
sekarang pandangan itu berubah, pemecahan masalah tidak lagi menunggu
untuk tumbuh dengan sendirinya, akan tetapi guru menjadikan pemecahan
masalah sebagai objek langsung yang harus dipelajari siswa. Sehingga
pendidikan matematika sekarang mengharapkan guru mengajarkan pemecahan
masalah agar siswa memiliki kemampuan untuk menghadapi tugas – tugas
yang bersifat pemecahan masalah.
Kemampuan Metakognitif
Pemberian masalah
terutama selama proses pembelajaran berlangsung, berarti memberikan
kesempatan pada siswa untuk membangun konsep matematika dan
mengembangkan keterampilan matematikanya. Tetapi agar dapat
menyelesaikan suatu masalah setidaknya ada lima aspek kemampuan yang
harus dikuasai siswa yaitu: kemampuan tentang konsep matematika,
kemampuan dalam menguasai keterampilan algoritma matematika, kemampuan
proses bermatematika, kemampuan untuk bersikap positif terhadap
matematika dan kemampuan metakognitif.
Berdasarkan beberapa
hasil penelitian dan pengamatan terhadap pembelajaran matematika yang
ada di Indonesia selama ini, tiga kemampuan di atas yang pertama telah
dilaksanakan guru di kelas, aspek bersikap positifpun mulai ditumbuhkan
dalam diri siswa. Hanya aspek kemampuan metakognisi sebagai syarat
penguasaan pemecahan masalah yang belum banyak disentuh oleh para guru.
Sumber : http://www.membumikanpendidikan.com/2014/11/konsep-metakognitif-siswa-dalam.html
Berikan Komentar:
0 comments: